Tugas Makalah BIK

PEMANFAATAN PROGRAM HOME SCHOOLING

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah

Bahasa Indonesia Keilmuan

yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Imam Suyitno, M.Pd

Oleh

Yuli Rizki Amalia

209321419808

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

November 2009


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap orang tua menghendaki anak-anaknya mendapat pendidikan bermutu, nilai-nilai iman dan moral yang tertanam baik, dan suasana belajar anak yang menyenangkan. Model pendidikan yang paling terkenal dan diakui masyarakat adalah sistem sekolah atau pendidikan formal baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta. Sekolah umum seringkali dipandang sebagian orang lebih valid dan disukai. Namun bagi sebagian orang, sistem sekolah umum merupakan sekolah yang tidak memuaskan bagi perkembangan diri anak. Sekolah umum menjadi kambing hitam atas output yang dikeluarkannya. Hal ini terlihat dari output pendidikan formal banyak menjadi koruptor, pelaku mafia peradilan, politisi pembohong, dan penipu kelas kakap. Alasan kekecewaan itulah memicu keluarga-keluarga memilih sekolah rumah alias homeschooling sebagai pendidikan alternatif.

Banyaknya orangtua yang tidak puas dengan hasil sekolah formal mendorong orangtua mendidik anaknya di rumah. Kerapkali sekolah formal berorientasi pada nilai rapor (kepentingan sekolah), bukannya mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial (nilai-nilai iman dan moral). Di sekolah, banyak murid mengejar nilai rapor dengan mencontek atau membeli ijazah palsu. Selain itu, perhatian secara personal pada anak, kurang diperhatikan. Ditambah lagi, identitas anak distigmatisasi dan ditentukan oleh teman-temannya yang lebih pintar, lebih unggul atau lebih “cerdas”. Keadaan demikian menambah suasana sekolah menjadi tidak menyenangkan. Ketidakpuasan tersebut semakin memicu orangtua memilih mendidik anak-anaknya di rumah, dengan resiko menyediakan banyak waktu dan tenaga.

Dalam perkembangannya, berdirilah lembaga sekolah yang disebut sekolah-rumah (home schooling) atau dikenal juga dengan istilah sekolah mandiri, atau home education atau home based learning. Homeschooling menjadi tempat harapan orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak, mengembangkan nilai-nilai iman/ agama dan moral serta mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini disusun berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut.

  1. Apa yang di maksud dengan homeschooling?
  2. Faktor apa yang menyebabkan oramg tua memilih homeschooling?
  3. Bisakah homeschooling diterapkan pada masyarakat Indonesia?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

  1. Menjelaskan pengertian homeschooling.
  2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan orang tua memilih program homeschooling untuk anaknya.
  3. Memberikan inspirasi kepada oang tua dalam ketika hendak memilih homeschooling.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Homeschooling

Istilah Homeschooling berasal dari bahasa Inggris yang berarti sekolah rumah. Homeschooling berakar dan bertumbuh di Amerika Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar (bdk. Sumardiono, 2007:4).

Peran dan komitmen total orangtua sangat dituntut. Selain pemilihan materi dan standar pendidikan sekolah rumah, mereka juga harus melaksanakan ujian bagi anak-anaknya untuk mendapatkan sertifikat, dengan tujuan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Banyak orang tua Indonesia yang mempraktekkan homeschooling mengambil materi pelajaran, bahan ujian dan sertifikat sekolah rumah dari Amerika Serikat. Sertifikat dari negeri paman Sam itu diakui di Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional) sebagai lulusan sekolah Luar Negeri (Kompas, 13/3/2005).

Departemen Pendidikan Nasional menyebut sekolah-rumah dalam pengertian pendidikan homeschooling. Jalur sekolah-rumah ini dikategorikan sebagai jalur pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan (pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional – Sisidiknas No. 20/2003). Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal, namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum) dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan (pasal 27 ayat 2).

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Juga dijelaskan sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (pasal 1).

Berdasarkan definisi pendidikan dan sistem pendidikan nasional tersebut, sekolah rumah menjadi bagian dari usaha pencapaian fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Faktor-faktor yang Menyebabakan Orang Tua Memilih Homeschooling

Beberapa faktor yang menyebabakan orang tua memilih homeschooling sebagai berikut.

  • Kegagalan sekolah formal

Baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia, kegagalan sekolah formal dalam menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik menjadi pemicu bagi keluarga-keluarga di Indonesia maupun di mancanegara untuk menyelenggarakan homeschooling. Sekolah rumah ini dinilai dapat menghasilkan didikan bermutu.

  • Teori Inteligensi ganda

Salah satu teori pendidikan yang berpengaruh dalam perkembangan homeschooling adalah Teori Inteligensi Ganda (Multiple Intelligences) dalam buku Frames of Minds: The Theory of Multiple Intelligences (1983) yang digagas oleh Howard Gardner. Gardner menggagas teori inteligensi ganda. Pada awalnya, dia menemukan distingsi 7 jenis inteligensi (kecerdasan) manusia. Kemudian, pada tahun 1999, ia menambahkan 2 jenis inteligensi baru sehingga menjadi 9 jenis inteligensi manusia. Jenis-jenis inteligensi tersebut adalah: inteligensi linguistik, inteligensi matematis logis, inteligensi ruang visual, inteligensi kinestetik badan, inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal, inteligensi ligkungan dan inteligensi eksistensial.

Teori Gardner ini memicu para orang tua untuk mengembangkan potensi-potensi inteligensi yang dimiliki anak. Kerapkali sekolah formal tidak mampu mengembangkan inteligensi anak, sebab sistem sekolah formal sering kali malahan memasung inteligensi anak.

  • Sosok homeschooling terkenal

Banyaknya tokoh-tokoh penting dunia yang bisa berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani sekolah formal juga memicu munculnya homeschooling. Sebut saja, Benyamin Franklin, Thomas Alfa Edison, KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh lainnya.

Benyamin Franklin misalnya, ia berhasil menjadi seorang negarawan, ilmuwan, penemu, pemimpin sipil dan pelayan publik bukan karena belajar di sekolah formal. Franklin hanya menjalani dua tahun mengikuti sekolah karena orang tua tak mampu membayar biaya pendidikan. Selebihnya, ia belajar tentang hidup dan berbagai hal dari waktu ke waktu di rumah dan tempat lainnya yang bisa ia jadikan sebagai tempat belajar.

  • Tersedianya aneka sarana

Dewasa ini, perkembangan homeschooling ikut dipicu oleh fasilitas yang berkembang di dunia nyata. Fasilitas itu antara lain fasilitas pendidikan (perpustakaan, museum, lembaga penelitian), fasilitas umum (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial (taman, panti asuhan, rumah sakit), fasilitas bisnis (mall, pameran, restoran, pabrik, sawah, perkebunan), dan fasilitas teknologi dan informasi (internet dan audivisual).

C. Penerapan Homeschooling

Sebelum menerapkan hendaknya orang tua perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain:

  1. Perbedaan homeschooling dengan sekolah umum

Pada hakekatnya, baik homeschooling maupun sekolah umum, sama-sama sebagai sebuah sarana untuk menghantarkan anak-anak mencapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Namun homeschooling dan sekolah memiliki perbedaan. Sebelum menerapkan homeschooling hendaknya kita mengetahui perbedaan sekolah umum dengan homeschooling. Beberapa perbedaan tersebut antara lain:

  • Pada sistem sekolah, tanggung jawab pendidikan anak didelegasikan orang tua kepada guru dan pengelola sekolah. Pada homeschooling, tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya berada di tangan orang tua.
  • Sistem di sekolah terstandardisasi untuk memenuhi kebutuhan anak secara umum, sementara sistem pada homeschooling disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
  • Pada sekolah, jadwal belajar telah ditentukan dan seragam untuk seluruh siswa. Pada homeschooling jadwal belajar fleksibel, tergantung pada kesepakatan antara anak dan orang tua.
  • Pengelolaan di sekolah terpusat, seperti pengaturan dan penentuan kurikulum dan materi ajar. Pengelolaan pada homeschooling terdesentralisasi pada keinginan keluarga homeschooling. Kurikulum dan materi ajar dipilih dan ditentukan oleh orang tua.

Dari perbedaan di atas, kita dapat menyebutkan kelebihan homeschooling, antara lain:

  • Adaptable, artinya sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
  • Mandiri artinya lebih memberikan peluang kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan di sekolah umum.
  • Potensi yang maksimal, dapat memaksimalkan potensi anak, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan sekolah.
  • Siap terjun pada dunia nyata. Output sekolah rumah lebih siap terjun pada dunia nyata karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
  • Terlindung dari pergaulan menyimpang. Ada kesesuaian pertumbuhan anak dengan dengan keluarga. Relatif terlindung dari hamparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, narkoba, konsumerisme, pornografi, mencontek dan sebagainya).
  • Ekonomis, biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga.

Di sisi lain, homeschooling mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat disebutkan berikut ini:

  • Membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi dari orang tua, memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena orangtua harus bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan anak.
  • Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan.
  • Proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks yang tidak terprediksi.
  • Dalam homeschooling, tantangan yang besar dalam sosialisasi adalah mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan teamwork. Jika orangtua menganggap ketrampilan semacam itu perlu, maka orangtua harus dengan sadar merencanakan program pengembangan organisasi dan teamwork buat anak-anaknya.

2. Langkah awal untuk memulai homeschooling

a.Memulai dengan memohon petunjuk kepada Yang Maha Kuasa.

b.Memutuskan apakah homeschooling cocok untuk Anda. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  • Komitment Waktu: homeschool akan banyak menyita waktu Aanda.
  • Komitmen Pribadi: Anda akan banyak kehilangan kesempatan pribadi karena anak akan bersama selama 24 jam.
  • Komitmen Keuangan: jika memutuskan untuk homeschooling purna-waktu (full time), maka salah satu orang tua harus di rumah sehingga Anda harus hidup dari hanya satu penghasilan.
  • Komitmen dari semua anggota keluarga: homeschooling akan berpengaruh pada semua anggota keluarga, sehingga setiap orang harus sepakat.
  • Apakah anak Anda bersedia? Untuk anak yang sudah pernah sekolah maka memutuskan untuk belajar bukan di sekolah merupakan pengorbanan besar baginya sampai ia menyadari betapa indahnya dunia homeschooling. Libatkan anak dalam keputusan homeschooling Anda.
  • Apakah Anda bisa mengajar? Selama Anda bisa membaca dan menulis, maka Anda bisa mengajar. Jika merasa terintimidasi dengan salah satu pelajaran, maka networking dengan orang tua lain perlu guna melakukan barter mengajar.
  • Coba dahulu selama satu tahun, lalu putuskan apakah homeschooling ini cocok untuk Anda dan sekeluarga.

c.Bacalah buku-buku dan artikel seputar homeschooling. Bergabung dengan komunitas homeschooling baik lokal maupun online sangat akan membantu.

d.Mengetahui peraturan lokal tentang homeschooling. Di manapun Anda tinggal, sebaiknya ikuti peraturan lokal yang ada sehingga Anda tidak dianggap melanggar hukum saat melakukan homeschooling. Peraturan tiap daerah/negara sangat bervariasi dalam hal ini. Jika homeschooling purna-waktu tidak memungkinkan, lakukanlah homeschooling paruh waktu (part-time).

e.Lakukan analisa kebutuhan (need assessment) terhadap diri Anda dan anak. Lihat di mana kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam belajar/mengajar. Amati anak dengan seksama, bagaimana cara ia belajar, bagaimana kepribadiannya? Bacalah buku-buku seputar learning styles serta kepribadian anak. Begitu juga dengan Anda. Kenali diri Anda, bagaimana cara Anda mengolah informasi, cara mengajar bagaimana yang paling Anda sukai? Bagaimana reaksi Anda dalam menghadapi stress?

f.Mulai pelajaran dari yang paling mudah serta disukai oleh anak. Jangan membuat rencana yang berlebihan. Jika perencanaan Anda terlalu muluk dan membuat semua pihak yang terlibat stress, lupakan! Ganti dengan yang baru.

g.Rileks dan nikmati homeschooling bersama anak Anda !!!

3. Cara memilih metode yang tepat

a.Keluar dari tekanan keharusan

Anda tidak harus mengikuti apa yang menurut orang lain sebagai hal yang baik dan benar. Selama tidak melanggar hukum, Anda memiliki hak sepenuhnya untuk mengelola keluarga Anda, termasuk bagaimana Anda menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak Anda. Kata kunci dalam homeschooling bukan “harus”, tapi “boleh”. Anda boleh memilih dan melakukan hal-hal yang berbeda dengan praktek yang dijalankan orang lain, kalau itu sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk menjadi keluarga homeschooling yang sehat, Anda perlu membangun rasa nyaman dengan diri Anda, nilai-nilai Anda dan nilai-nilai keluarga Anda. Nilai-nilai itulah yang akan mempengaruhi dan menjadi tolok ukur Anda saat memilih sebuah metode atau pendekatan homeschooling tertentu untuk keluarga Anda.

b.Berangkat dari keluarga

Dalam masyarakat yang umum, banyak yang hanya mengikuti saja alur mainstream. Mereka menerima semua praktek umum sebagai sebuah kebenaran yang tinggal dijalankan. Jika Anda menjalani pendidikan alternatif semacam homeschooling, Anda perlu berangkat dengan pengenalan nilai-nilai pribadi dan keluarga Anda. Nilai-nilai yang penting buat Anda dan keluarga, ke mana anak-anak Anda hendak diarahkan, apa yang menurut Anda menjadi bekal untuk masa depan anak-anak, bagaimana cara mereka belajar, dan seterusnya. Anda mungkin tidak memiliki jawaban formal untuk seluruh pertanyaan-pertanyaan itu. Dan jawaban dari pertanyaan itu mungkin saja diperoleh seiring dengan waktu dan proses yang berjalan. Apa yang penting buat Anda dan keluarga akan mempengaruhi pilihan Anda pada metode-metode homeschooling yang ada.

c.Perluas wawasan

Keluarga homeschooling adalah keluarga pembelajar yang senang dan menikmati proses belajar. Tanpa minat belajar pada orangtua, sulit untuk menciptakan kultur belajar di dalam keluarga. Kultur belajar tidak bisa diciptakan hanya dengan perintah-perintah kepada anak untuk belajar. Bacalah berbagai pemikiran mengenai pendidikan. Carilah inspirasi melalui diskusi-diskusi dengan praktisi homeschooling dan orang-orang yang peduli dengan pendidikan.

d.Fokus pada materi, bukan kemasan

Jika Anda hendak memilih sebuah metode tertentu untuk praktek homeschooling Anda, fokuskan pada nilai-nilai dan metode yang ditawarkan oleh metode tersebut. Bandingkan nilai-nilai tersebut dengan nilai-nilai dan kebutuhan Anda. Apa yang ditawarkan? Sejauh mana sesuai dengan nilai-nilai Anda? Apakah memenuhi kebutuhan Anda? Bagaimana penerapannya? Anda tidak perlu terpaku pada label atau nama dari sebuah metode. Yang penting adalah mengenali esensi sebuah metode dan sejauh mana metode itu bermanfaat serta bisa Anda implementasikan. Memilih metode bukanlah sebuah gengsi atau tren, tetapi mencari alat bantu yang dapat mendukung anak-anak Anda untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang Anda tetapkan di dalam keluarga. Anda tak harus memilih satu metode tertentu. Anda boleh saja mengambil aspek-aspek tertentu dari sebuah metode dan menggabungkannya dengan metode lain. Intinya adalah mencari yang sesuai dengan anak-anak dan keluarga Anda. Anak dan keluarga adalah yang utama, bukan metodenya.

e.Berkembang sesuai waktu

Jangan disandera sebuah metode tertentu. Kapan pun, Anda dapat berganti metode sesuai kebutuhan anak-anak Anda. Siapkan hati dan pikiran untuk terus terbuka di dalam proses menjalani homeschooling. Ada prinsip-prinsip dan filosofi pendidikan yang mungkin akan bertahan lama dan menjadi inspirasi dasar penyelenggaraan homeschooling Anda. Tetapi, ada juga aspek-aspek praktis yang dapat Anda modifikasi dan kembangkan, atau Anda ganti.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Homeschooling merupakan sebuah pilihan dan khazanah alternatif pendidikan bagi orang tua dalam meningkatkan mutu pendidikan, mengembangkan nilai iman (agama), dan menginginkan suasana belajar yang lebih menyenangkan. Di sisi lain, ada sekolah umum yang memberikan bahan ajar dan kurikulum secara terpusat dan seragam, sesuai dengan harapan dan kebutuhan anak. Baik homeschooling maupun sekolah umum (pendidikan formal) sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menghantarkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan. Namun sebelum menggunakan program homeschooling hendaknya orang tua juga mempertimabangkan dan mempersiapkan beberapa hal untuk ke;ancaran proses belajar mengajar dalam homeschooling.

B. Saran

Berdasarkan penjelasan di atas, disarankan kepada pembaca yang ingin menggunakan homeschooling agar mengerti dengan benar pengertian, kelebihan, kelemahan dari homeschooling serta persiapan yang harus dilakukan agar dalam pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar.

DAFTAR RUJUKAN

Wardani, Ratu Vanda. 2007. Evaluasi dalam Homeschooling. eMagazine Sekolah Rumah, (Online), (http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1125&Itemid=71, diakses 16 November 2009).

Sumadiono. 2007. Homeschooling Memang Beda. eMagazine Sekolah Rumah, (Online), (http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1080&Itemid=197, diakses 16 November 2009).

Pormadi. 2007. Homeschooling: Sebuah Pendidikan Altenatif, (Online), (http://pormadi.wordpress.com/2007/11/12/homeschooling/, diakses 16 November 2009).

Wardani, Ratu Vanda. 2007. Pengalaman Memulai Homeschooling. eMagazine Sekolah Rumah, (Online), (http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=333&Itemid=71, diakses 16 November 2009)

Sumardiono. 2007. Tips Memilih Metode Homeschooling. eMagazine Sekolah Rumah, (Online), (http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1147&Itemid=197, diakses 16 November 2009)

Leave a comment